LISTRIK GRATIS, BISA KAH?


Wacana listrik gratis untuk rakyat miskin yang diusulkan oleh PLN telah menarik banyak perhatian publik. Tentu kritik dan dukungan juga dengan serta merta bermunculan. Usulan ini muncul sebagai "kick balik" PLN terhadap Pemerintah dan DPR yang selalu menggunakan alasan " Kasihan orang miskin " setiap kali PLN mengajukan rencana kenaikan Tarif dasar listrik (TDL), padahal biaya untuk membuat listrik seiring dengan mahalnya BBM telah juga meningkat dan sangat tidak memungkinkan bagi PLN untuk tetap mempertahankan tarif seperti saat ini. Terlebih tidak adanya struktur harga yang variatif atau dalam artian semua pelanggan PLN dikenakan TDL yang sama tidak peduli orang miskin, pejabat kaya, pengusaha, atau koruptor. Maka ide untuk meng-gratiskan listrik bagi rakyat miskin mencuat dari PLN. Kalau selama ini penggunaan alasan " Kasihan rakyat miskin " ya sudah mending listrik di gratiskan saja ! Ujar Dirut PLN Dahlan Iskan si pelopor listrik gratis dalam acara apa kabar indonesia pagi (14 juni 2010).

Listrik gratis dalam pengertian untuk pelanggan PLN pengguna daya 450 W mereka ini yang masuk dalam kategori penerima listrik gratis dari PLN. Akan tetapi bagi pelanggan PLN pengguna daya 900 W - lebih mereka dikenakan tarif baru yang sedikit lebih mahal (Rp1000/kwh) dari tarif sekarang (Rp 600/kwh).

Mungkin ini yang disebut dengan subsidi silang, yang lebih kaya membantu yang miskin. Tentu saja ide listrik gratis ini mendapatkan dukungan dari kaum miskin, tetapi juga mendapat kritik dari kaum kaya/pengusaha.

Seperti ide - ide sebelumnya untuk menciptakan subsidi silang seperti penggunaan BBM Premium untuk kalangan bawah dan kenaikan tarif tol dalam kota yang juga telah mendapat kritik dari golongan kaya, saya yakin ide ini pun akan mengalami nasib yang sama. Karena memang nampak jelas di republik ini hampir semua ide yang memudahkan/membela kaum miskin akan selalu di kritisi dengan tajam oleh kaum kaya melalui kaki tangan mereka di DPR dan media sehingga ujungnya adalah ide tersebut tersisihkan.

Kenyataan hari ini di tengah masyarakat kita, bahwa kaum kaya lebih menikmati porsi yang lebih banyak dari fasilitas/jasa/komoditas publik dengan membayar harga yang murah atau sama dengan yang dibayar oleh kaum miskin dengan porsi yang lebih sedikit. Ini jelas tidak adil!

Sudah saatnya ada kebijakan yang berpihak kepada kaum miskin dan pada saat yang sama ada penekanan terhadap kaum kaya untuk membayar lebih setiap fasilitas/jasa/komoditas publik yang mereka nikmati untuk disubsidi silang ke kaum miskin. Semoga!

1 komentar:

Bagaimana menurut anda? Tolong Kasih komentarnya dong !