Holocaust berasal dari bahasa Yunani: holokauston yang berarti “persembahan pengorbanan yang terbakar sepenuhnya”. Dalam sejarah tercatat bahwa Bangsa Yahudi di Eropa merupakan korban-korban utama dalam Holocaust, yang disebut kaum Nazi sebagai “Penyelesaian Terakhir Terhadap Masalah Yahudi”. Jumlah korban Yahudi umumnya dikatakan mencapai enam juta jiwa. Dalam sejarah yang tercatat, pembantaian ini dilakukan dengan penembakan massal, kamar gas beracun, maupun dibiarkan mati kelaparan. Selain kaum Yahudi, kelompok-kelompok lainnya yang dianggap ‘tidak disukai’ kaum Nazi antara lain adalah bangsa Polandia, Rusia, suku Slavia lainnya, penganut agama Katolik Roma, orang-orang cacat, orang cacat mental, homoseksual, Saksi-Saksi Yehuwa (Jehovah’s Witnesses), orang komunis, suku Gipsi (Orang Rom dan Sinti) dan lawan-lawan politik dari Hitler. Mereka juga ditangkap dan dibunuh. Jumlah keseluruhan korban jika dikalkulasi dengan korban tambahan ini diperkirakan dapat mencapai 9-11 juta jiwa.
Kontroversi
Pengingkaran holocaust atau holocaust denial adalah kepercayaan bahwa Holocaust tidak pernah terjadi, atau jauh lebih sedikit dari 6 juta orang Yahudi yang dibunuh oleh Nazi seperti yang selama ini tercatat dalam sejarah; bahwa tidak pernah ada rencana terpusat untuk memusnahkan bangsa Yahudi; atau bahwa tidak ada pembunuhan masal di kamp-kamp konsentrasi. Mereka yang percaya akan hal ini biasanya menuduh bangsa Yahudi atau kaum Zionis mengetahui hal ini dan mengadakan konspirasi untuk mendukung agenda politik mereka. Karena Holocaust dianggap ahli-ahli sejarah sebagai salah satu kejadian paling banyak didokumentasikan dalam sejarah, pandangan-pandangan ini tidak dianggap kredibel, dengan organisasi-organisasi seperti American Historical Association mengatakan bahwa Holocaust denial sebagai “at best, a form of academic fraud.” Pernyataan holocaust denial di muka umum adalah pelanggaran hukum di sepuluh negara Eropa, termasuk Perancis, Polandia, Austria, Swiss, Belgia, Romania, dan Jerman.
Holocaust deniers lebih suka disebut Holocaust “revisionists”. Kebanyakan ahli sejarah mengatakan bahwa istilah ini menyesatkan. Historical revisionism adalah bagian dari ilmu sejarah; yaitu penyelidikan ulang dari accepted history (sejarah yang sudah diterima secara umum) dengan tujuan untuk lebih memperjelas peristiwa tersebut. Sebaliknya, negationist dapat secara sengaja menggunakan catatan sejarah yang salah; seperti ditulis Gordon McFee: “Revisionists depart from the conclusion that the Holocaust did not occur and work backwards through the facts to adapt them to that preordained conclusion. Put another way, they reverse the proper methodology … thus turning the proper historical method of investigation and analysis on its head.”
Public Opinion Quarterly juga menyimpulkan: “Tidak ada ahli sejarah terkemuka yang mempertanyakan kenyataan Holocaust, dan mereka yang mendukung Holocaust denial kebanyakan adalah anti-Semit dan/atau neo-Nazi.”
Holocaust denial sangat populer dalam penentang-penentang Israel dari kaum Muslim karena memang banyak bukti yang dikeluarkan oleh ilmuwan barat sendiri yang menjelaskan kebohongan holocaust ini. Disertasi dr. Mahmoud Abbas, Presiden Palestina, meragukan bahwa kamar gas digunakan untuk membunuh orang-orang Yahudi dan mengatakan bahwa jumlah orang Yahudi yang dibunuh dalam Holocaust kurang dari 1 juta jiwa. Abbas belum pernah menyatakan pandangan ini sejak ditunjuk menjadi Perdana Menteri Palestina pada tahun 2003, dan telah membantah bahwa ia adalah seorang Holocaust denier. Pada akhir 2005, presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad menggambarkan Holocaust sebagai “mitos pembantaian orang Yahudi.”
Sebenarnya dari kalangan ilmuwan barat sendiri ada beberapa yang menyangkal adanya Holocaust, di antaranya: Pengarang Perancis Roger Garaudy, Professor Robert Maurisson, Ernst Zundel, David Irving, dll. tetapi hampir semuanya dinyatakan bersalah dan dijebloskan kedalam penjara termasuk Pada 15 Feb 2007, Ernst Zundel seorang Holocaust denier dihukum 5 tahun penjara. Seorang pengacaranya, Herbert Schaller, mengatakan bahwa semua bukti tentang adanya Holocaust hanya berdasarkan pengakuan korban-korbannya saja, bukan berdasarkan fakta-fakta yang jelas. Ernst Zundel ini juga pernah ditahan pada tahun 1985, dan 1988 dalam kasus yang sama.
Semua hal di atas sangat kontras dengan slogan negara-negara barat sendiri yang menyatakan kebebasan berpendapat apalagi disertai bukti-bukti ilmiah tentang kebohongan Holocaust terutama digunakannya kamar gas oleh Nazi di Polandia, tetapi begitu menyinggung masalah yang menggugat hal ini mereka langsung memberangus habis penentang-penentangnya sehingga banyak kalangan menilai adanya lobby Yahudi yang berdiri dibelakangnya dalam mempengaruhi putusan pengadilan
Dengan suara bulat, didalam sidang Majelis Umum PBB pada 1 November 2005, ditetapkan bahwa tanggal 27 Januari sebagai “Hari Peringatan Korban Holocaust”. 27 Januari 1945 adalah hari dimana tahanan kamp konsentrasi NAZI di Auschwitz-Birkenau dibebaskan. Bahkan sebelum PBB menetapkannya, tanggal 27 Januari telah di tetapkan sebagai Hari Peringatan Korban Holocaust oleh Kerajaan Inggris sejak tahun 2001, sebagaimana halnya di negara-negara lain, mencakup Swedia, Italia, Jerman, Finlandia, Denmark dan Estonia[18]. Israel memperingati Yom HaShoah vea Hagvora, “Hari Hari Peringatan Holocaust dan Keberanian Bangsa Yahudi” pada pada hari ke 27 bulan Nisan, bulan Ibrani, yang biasanya jatuh pada bulan April[18]. Hari peringatan ini biasanya juga di peringati oleh Yahudi di luar Israel.
Anne Frank’s Diary
Saya akan memberikan dua kutipan yang diambil dari salah satu halaman dari diari Anne Frank ini :
Yang pertama pada 14 juni 1942,
“During recess I passed out cookies to my teachers and my class . . . I
went to gym with the rest of my class. As it was my birthday, I got to decide
what game my classmates would play, and I chose volleyball. Afterward they all
danced around me in a circle and sang “Happy Birthday.”
Yang kedua pada 15 juli 1944,
“Deep down, the young are lonelier than the old.’ I read this in
a book somewhere and it’s stuck in my mind. As far as I can tell, it’s
true. . . Anyone who claims that the older folks have a more difficult time in
the Annex doesn’t realize that the problems have a far greater impact on us.
We’re much too young to deal with these problems, but they keep thrusting
themselves on us until, finally, we’re forced to think up a solution, though
most of the time our solutions crumble when faced with the facts. It’s
difficult in times like these: i
deals, dreams, and cherished hopes rise within
us, only to be crushed by grim reality. . . . It’s utterly impossible for me
to build my life on a foundation of chaos, suffering and death. I see the world
being slowly transformed into a wilderness, I hear the approaching thunder that,
one day, will destroy us too, I feel the suffering of millions.”
Dari kutipan di atas, inilah fakta-fakta yang mempertanyakan keabsahan dari diari tersebut:
- Terjadi perbedaan gaya bahasa tulisan saat dia umur 13 yang masih cenderung remaja tiba-tiba langsung menjadi seseorang dengan gaya penulisan yang sangat dewasa.
- Sampai saat ini masih terdapat dua edisi dari diari Anne yang memiliki isi yang sangat berbeda.
- Menurut David Irving, sangat tidak mungkin seorang remaja menulis begitu dewasa, dan diari itu lebih mirip sebuah novel.
- Keanehan lainnya adalah penulisan diari saat keadaan perang adalah sesuatu yang dipertanyakan. Kemungkinan tidak ada anak yang sempat-sempatnya menulis diari jika keadaan dimana ia berada sedang dalam masa perang.
Jumlah Korban
Pada gambar dibawah yang diambil dari Edgar J Steele dalam “Holy Holocaust” disebutkan bahwa yang meninggal di SELURUH kamp konsentrasi yang dimiliki Jerman itu dibawah 300.000 dan tidak disebutkan jika mereka mati karena kamar gas, tetapi terkena penyakit Tipus dan berbagai penyakit lain. Dan adanya eksekusi alias ditembak ditempat oleh tentara Jerman memang ada, tetapi jumlah itu hanya 100-an dan itu pun ada sebabnya, karena mereka memberontak, mencuri, politisi korupsi dimasanya maupun kesalahan hukum lainnya.
Di Auswitchz ada dua tugu peringatan tentang perang dunia kedua, dari kedua tugu inipun rupanya masih kebingungan dalam memastikan jumlah korban holocaust. Lihat saja perbedaan dari kedua tugu tersebut yang memuat tentang jumlah korban holocaust.
Setelah perang dunia 2 berakhir, klaim dari para Yahudi ada sekitar 4 juta orang korban, sementara klaim dari banyak pihak mengenai korban terus meningkat bahkan hingga mencapai 9 juta korban.
Dari beberapa bantahan mengenai kebenaran dari Holocaust, ada satu bantahan yang membuat semuanya semakin terhubung, yaitu seperti yang pernah saya singgung mengenai kematian Hitler, bahwa jika benar Hitler telah membinasakan jutaan umat Yahudi, maka dia tidak mungkin disembunyikan oleh para anggota Rotschild (yang sering mengaku keturunan Yahudi) di Argentina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana menurut anda? Tolong Kasih komentarnya dong !