6 Hari Belajar Menghargai Hidup

Pada Postingan kali ini saya secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh staff dan direksi, dokter dan perawat Rumah Sehat Masjid Agung Sunda Kelapa (RSMASK) tempat saya dirawat selama 6 hari karena sakit Demam Berdarah Dengue. Perawatan dan pelayanan kesehatan yang telah mereka berikan kepada saya sungguh sangat berkesan didalam hati saya. Rumah Sehat Masjid Agung Sunda Kelapa adalah contoh terbaik dari sebuah pelayanan kesehatan, mereka membantu kaum fakir miskin dan dhuaffa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis tapi berkualitas.

Selama 6 hari saya dirawat di RSMASK saya merasakan sekali betapa profesional dan tulusnya perawatan dan pelayanan yang mereka berikan. Terus terang untuk orang seperti saya yang tergolong dhuaffa, tentu akan merasa khawatir apabila harus dirawat di rumah sakit. Khawatir tidak sanggup membayar biaya perawatan!. Terlebih saya tidak terdata sebagai orang tidak mampu yang berhak mendapat jamkesmas. Karena untuk mengurus hal-hal seperti itu ternyata tidak mudah dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. padahal untuk makan sehari-hari saja sudah sulit. Anehnya di tempat saya tinggal (Kota Tangerang) ada program kartu multiguna yang bisa digunakan kaum miskin dan dhuaffa memperoleh pelayanan kesehatan gratis, ternyata saya juga tidak bisa mendapatkannya. Kartu multiguna justru lebih banyak didapatkan oleh orang-orang yang tergolong mampu,atau bahkan masih sekeluarga dgn pengurus RT/RW. Ironis!

Beruntung ketika saya terserang sakit DBD dan harus menjalani perawatan di RS, karena kondisi saya yang sudah sangat lemah,sehingga perlu mendapatkan pertolongan/tindakan medis segera. Ada teman saya yang menyarankan agar saya di rawat di RSMASK, karena di RSMASK bagi orang miskin dan dhuaffa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis. Tentu saja saya mau, karena memang saya tidak punya uang sama sekali pada saat itu, bahkan untuk cek darah dan berobat di klinik saya pun terpaksa menjual rongsokan barang-barang bekas yang saya miliki
( Sisa servisan TV dan Komputer). Akhirnya pada hari itu, setelah empat hari saya terserang DBD dan hanya dirawat dirumah, saya akhirnya dapat dirawat di RSMASK.

Tanpa banyak pertanyaan dan birokrasi yang berbelit-belit saya segera di bawa ke ruang UGD, tindakan medis yang cepat segera dilakukan. Infus dan suntikan beberapa obat segera diberikan. Setelah mendapatkan tindakan medis di ruang UGD, kemudian saya dibawa ke lantai 4 untuk rawat inap. Akhirnya selama 6 hari berikutnya saya berada di ruang rawat inap tersebut.

Akhirnya setelah 6 hari dirawat, tes darah menunjukan bahwa jumlah trombosit saya telah mencapai titik normal (270.000) setelah beberapa hari sebelumnya drop sampai (27.000) saya pun telah merasakan lebih baik, sudah tidak pusing dan demam lagi. Saya pun diperbolehkan pulang kerumah( Alhamdulillah). Tentu hal ini sangat menggembirakan bagi saya, setelah berjuang menghadapi sakit dan harus terpisah dengan anak- anak. Saya dan istri yang telah menemani saya selama 6 hari menjalani perawatan di RSMASK akhirnya bisa pulang kembali ke rumah, setelah sebelumnya berpamitan kepada pasien2 lainnya sambil saling mendoakan semoga mereka pun dapat segera sembuh dan dapat berkumpul kembali dengan keluarga.

Ada rasa haru dan bahagia di hati ini ketika melangkah pulang, bahagia bahwa Allah telah memberikan kesembuhan kepada saya, dan rasa haru bahwasanya masih ada harapan bagi si miskin dan kaum dhuaffa mendapatkan kemudahan dalam pelayanan kesehatan. Di tengah mahal dan tidak terjangkaunya biaya kesehatan dikarenakan liberalisasi kesehatan dan tercabutnya prikemanusiaan.

Sekali lagi ijinkan saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh staff dan direksi, dokter dan perawat RSMASK yang telah sabar dan tulus memberikan pelayanan kesehatan kepada saya. Semoga `amal perbuatan anda mendapat rahmat dan berkah di sisi Allah SWT. Aamiin.Tetaplah berjuang memberikan pelayanan kesehatan gratis dan berkualitas untuk kaum fakir miskin dan dhuaffa. Harapan itu masih ADA !!!
Read More/Baca Selengkapnya...